19 Mei 2012

Cerpen : Nasi sudah jadi bubur

Aku terkejut melihat nilai salah satu pelajaran dalam buku nilai yang dibaikan 6 bulan sekali itu. Begitu pula dengan temanku, ia tak kuasa menahan rasa kecewanya ketika melihat niai terebut. Aku pun mulai bertanya-tanya dalam hatiku
“kenapa nilai ku bisa seperti ini?”, entah ada bisikan dari mana, diriku mulai terfikirkan untuk meminta remedial. Aku pun mengajak temanku yang senasib untuk meminta remedial kepada guru pelajaran itu sepulang sekolah.
Bel pulang berbunyi, dengan penuh harapan aku dan temanku pun mulai melangkahkan kakiku menuju ruang guru. Di ruang guru yang ramai dan agak panas, aku dan temanku menghampiri guru yang kami cari untuk meminta remedial.
“pak saya mau minta nilai tambah pak” kata temanku memulai pembicaraan
“minta? Enak amat kamu minta-minta” sahut guru itu pedas dengan tampang tidak menyenangkan. Aku dan temanku pun terhenyap sekaligus kaget mendengar jawaban dari guru itu
“tapi pak..” sambungku membela temanku
“sssttt sudah sana bapak lagi sibuk” potongnya ucapanku sambil membereskan buku yang ada dimejanya,
“sombong sekali guru ini !” cetusku dalam hati
Dengan perasaan penuh rasa kecewa aku dan temanku pun berjalan lemas keluar dari ruang guru.
“gimana nih jadinya?” tanya temanku yang senasib
“ya sudahlah nasi sudah menjadi bubur, jadikan ini pelajaran buat kita, jangan sampai pelajaran dia nilai kita jelek lagi” jawabku sok berwibawa
“tumben omongan kamu bener” sambil tersenyum
“hahaha iya yah tumben” sambil membalas senyumnya
Kami pun pulang ke rumah bersama-sama, masih dengan perasaan kecewa.

ciptaan: Taufik Urrahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar